BERAWAL DARI SEBUAH PERSAHABATAN
Oleh: Maulana Eka Putra
Di suatu sekolah yang ku anggap tempat di mana aku bisa mengungkapkan
segala ekspresi kehidupan di dalamnya, ternyata sekolah menjadi tempat
yang indah untuk menemukan cerita-cerita indah yang bisa untuk dikenang.
Selain sebagai tempat untuk menemukan segudang ilmu di sekolah juga
menjadi tempat untuk kita menemukan berbagai jenis dan sifat teman yang
kita jumpai, sesosok teman menjadi sebuah keindahan dalam menjalani
kehidupan ini, selain itu di lingkungan sekolah kita juga dapat menemui
benih-benih cinta yang akan tumbuh menjadi indah. Di sini lah ku mulai
cerita itu.
Di
suatu kelas yang amat seru dan mengasikan aku duduk bersama seorang
sahabat yang telah ku kenal kelas sejak kelas 1 SMA yang bernama Randy.
Kini kami telah duduk di kelas 2 SMA Negeri Jakarta. Aku telah berteman
dengannya sejak kelas 1 SMA, entah mengapa di kelas 2 aku sekelas lagi
dengannya.
Pada saat pelajaran berlangsung tiba-tiba seorang guru piket telah
datang ke kelas ku. Guru piket itu datang tidak sendirian, tetapi
bersama seorang cwe yang sebelumnya blum aku kenal dan belum juga aku
lihat di sekolah ini. Yah, bisa di anggap lumayan cantik lahh cwe itu.
“Wan, ada cwe tuuuhhhh” Randy memberi tahu padaku
“Ya gue juga tau itu cwe, gue masih normal masih bisa bedain cwe sama cwo kaleee” gurau ku
“yeee, biasa ajh kalee kan gue cuma ngasih tau”
Akhirnya guru piket itu menjelaskan kepada seluruh siswa di kelasku
bahwa cwe yang telah datang bersamanya itu adalah murid baru yang telah
mendaftarkan diri untuk bersekolah di sini.
“Selamat pagi anak-anak” sapa guru piket itu
“PAGIIIII BUUUU” jawab seluruh siswa di kelas ku
“Oke, pagi ini kalian telah kedatangan siswa baru yang
baru saja pindah dari Bandung, semoga kalian semua bisa berteman dengan
baik bersamanya”
“Selamat pagi teman-teman, nama ku Riska yang baru saja
pindah dari Bandung. Semoga teman-teman dapat menerima saya dengan baik
di sekolah ini” sapa cwe itu memperkenalkan diri
Semua teman-teman kelas ku pun mendengarkan dengan baik sedikit cerita
mengenai sekolahnya di Bandung sebelum ia duduk untuk melanjutkan
pelajaran.
“Baik lah anak-anak itu lah sedikit cerita dari Riska.
Semoga Riska dapat membagi pengalaman baiknya dengan teman-teman yang
ada di sini”
“Baik Bu” jawab Riska singkat
“Wandi, bangku depan kamu ada yang kosong di situ ada
yang menempatkan apa tidak ?” tiba-tiba guru piket itu bertanya pada ku
“i..iiya bu, kosong ko bu” jawabku ragu-ragu karena dari tadi aku sedang memperhatikan wajah Riska yang cantik.
“Yasudahhh Riska duduk di depan Wandi saja. Wandi, kamu jaga Riska baik-baik”
“Oke deeehhhhh Buuuuu” jawab ku semangat
Akhirnya Riska pun jalan menghampiri bangku tempat duduknya yang telah di tentukan tepatnya di depan tempat duduk ku.
“Hai Wandiii” sapa Riska sambil menyodorkan tangannya pada ku
“Hai Riska, salam kenal yahh” aku pun menggapai tangannya
“oh iya kenalkan juga teman ku ini namanya Randy” aku sambil menoleh kepada Randy
“Hay” Jawab Riska singkat
“hay juga” jawab Randy
.............
Tak terasa bel istirahat pun berbunyi aku berniat untuk mememui Riska,
karena aku yakin Riska blum mempunyai teman semenjak dia pindah untuk
bersekolah di sini semenjak pagi tadi. Aku pun mengajaknya untuk pergi
ke kantin.
“Riska, kamu ga ke kantin ??” tanya ku
“engga, aku lagi males ke kantin, boleh ga aku nemenin kamu istirahat”
“hmm, boleh ko”
Akhirnya aku pun bercerita panjang lebar bersamanya, menceritakan segala
sesuatu mulai dari sekolah ,teman, dan hal lainnya mengenai suasana dan
kondisi di sini. Riska pun juga menceritakan hal serupa kepada ku
mengenai suasana dan kondisi yang ada di Bandung. Sungguh mengasikan
bisa dekat dengan Riska walaupun baru pertama kali aku dekat dengannya.
................
Tak terasa aku dekat dengan Riska sudah hampir satu bulan ini aku telah
memendam rasa dengannya. Aku pun berharap Riska juga memiliki rasa yang
sama dengan ku, tapi aku belum bisa mengungkapkannya.
“Wan,lo suka sama Riska yahh ??”
“Kok lo bisa tau ??”
“Udah deehh gak usah ngelak gue mah udah tau sikap temen gue sendiri hehehe”
“Oke,thanks bro. Tapi gue lagi bingung niihh gimana
caranya gw nembak dia, lagian gw juga deket sama dia baru sebulan”
“Yaelah sebulan itu ga sebentar bro, udah tembak ajh entar keburu di ambil orang lohh”
“Bener juga tuuhh”
Akhirnya setelah pulang sekolah hari itu sesampainya di rumah aku
memikirkan kata-kata sahabat ku si Randy kalau aku dekat dengan Riska
tidak sebentar. Aku pun berniat untuk menembak Riska. Hingga semalaman
aku tidak bisa tidur karena aku sedang memikirkan Riska. Untuk
menghilangkan rasa memikirkan Riska sekitar pukul 21:00 aku berniat
untuk telpon dia, oke aku tau itu udah malam tapi aku ga bisa tidur kalo
ga tau kabar dia, hahaha LEBAY yahhh hehehe.
“Hay Riska”
“Hay juga Wandi”
“Kamu blom tdur jam segini ? Emngnya lagi ngapain ?”
“Hmm blom nih, kamu juga blom tdur ? Aku lagi ada masalah niihh !”
“Loh masalah apa ? cerita ajh sama aku mungkin aku bisa bantu kamu”
“Oke deh aku bakalan cerita sama kamu, tapi besok yahh ga enak kalo cerita lewat telpon”
“Yaudah besok cerita ajh di sekolah ? Oke ?”
“Oke! Eh Wan, udah dulu yahh udah malem niihh aku mau tidur dulu”
“Hmm oke dehh, met tdur yah Riska GOOD NIGHT hehehehe :D”
“Hehe Night to WANDY J”
Akhirnya aku bisa juga mendengar suara Riska dan sedikit mengurangi rasa
rindu ku ini, tapi kok aku makin gak bisa tidur karena penasaran dengan
masalah yang di alami oleh Riska tadi. Hingga akhirnya aku baru bisa
tidur pukul 03:00 dini hari.
...................
“KRIIIIIINGG KRIIIIIINNGGGG KRIIIIINNGGGG” Jam weker di kamar ku pun
berbunyi sudah saatnya aku bangun dan siap-siap untuk pergi ke sekolah.
Memang cinta itu membuat ku tak terkontrol, akibat aku tidak bisa tidur
semalaman mata ku pun terasa berat untuk di buka, tapi mau gimana lagi
aku harus melakukan kewajibanku sebagai siswa untuk pergi bersekolah
Ternyata sesampainya di sekolah tepat di depan pintu kelas ku aku
melihat seorang wanita yang sedang berdiri di sana, aku tak sadar
ternyata itu adalah Riska tak tau kenapa mata ku pun langsung terbuka
lebar walau pun mataku terlihat merah.
“Hai Wandy, kok mata kamu merah ?” Riska menyambutku
“E...eh Riska, engga ko gapapa” jawabku lemas
“Hayo knapa ngomong ajah sama aku”
“Hehe aku kurang tidur semalam Ris ..”
“Loh aku kira abis telpon-an sama aku semalam kamu langsung tidur, pasti mikirin cwe yahh hayo ngaku hahaha”
“Hahaha, tau ajh kamu Ris ?!” aku pun tak sadar mengatakan itu
“Hah ? Siapa Wan ? kasih tau aku dong !”
“E..eehh engga, aku becanda ko” aku pun mengelak
Aku tak sadar mengatakan itu, hampir saja aku keceplosan mengatakan
semuanya kepada Riska tapi sebenarnya memang benar semalam aku tidak
bisa tidur karena sedang memikirkan seorang wanita yaitu Riska, tapi aku
belum berani mengatakan yang sebenarnya.
Aku pun beranjak ke tempat duduk ku, dan di sana sudah terlihat Randy yang sedang duduk di bangkunya
“Wan, knapa mato lo merah gitu ?? wahh abis ngintipin cwe yahhh ??” Randy meledek ku
“Huuusss, enak ajah lo semalem gue ga bisa tidur niihhh gara-gara mikirin Riska”
“Ciiieee, makin deket ajh lo sama dia kan udah gue bilang tembak ajah dia”
“Ya gue tau, tapi ga segampang itu juga kan itu semua perlu proses”
“Bener juga siiihh hehehe”
Bunyi bel tanda masuk di sekolah ku pun berbunyi sebentar lagi pelajaran
di sekolah akan segera berlangsung seperti biasa. Jam pertama di kelas
ku adalah pelajaran Sejarah, dan pelajaran itu terkenal sebagai
pelajaran yang sangat membosankan mungkin itu sama juga yang aku rasakan
pada saat ini.
Hingga pelajaran itu berlangsung mata ku pun masih tetap terasa berat
untuk terbuka, suasana makin mendukung pada saat pelajaran Sejarah
sedang berlangsung. Tak terasa aku pun tertidur saat pelajaran hingga
akhirnya guru Sejarah yang sedang mengajar mengetahui aku sedang
tertidur pulas di meja ku. Dengan logat Medan nya guru itu membangunkan
ku.
“Hey Randy, bangunkan teman sebelah kau itu yang sedang tertidur”
“Ehhhh Wan bangun, di panggil Pak Tigor tuuhh” Randy pun
membangunkan ku dan aku langsung bangun sambil mengusap mata ku yang
dari tadi pagi sangat mengantuk
“Hey Wandy, berapa skor pertandingan Chelsea vs MU semalam ?”
“3-2 Pak, eehhh” aku pun menjawab reflaek pertanyaan dari Pak Tigor
“HAHAHAHAHA” teman-teman di kelas ku pun tertawa semua tak luput Riska dan Randy pun juga ikut menertawakan ku
“Sudah-sudah, cepat kau ke toilet dan kau cuci muka kau yang sangat lecek itu”
“Baik Pak ..”
“Jangan tertidur lagi kau di toilet”
“HAHHAHAHAHA” lagi-lagi teman-teman di kelasku tertawa akibat lelucon dari Pak Tigor
Dan aku pun pergi ke toilet dan langsung mencuci muka ku yang sangat
mengantuk, setelah mencuci muka aku langsung bercermin di kaca yang ada
di toilet itu dan aku berfikir, sepertinya wajah ku juga ga jelek-jelek
banget dan gaya ku juga lumayan keren, kenapa aku juga belum berani
mengatakan dan mengungkapkan semua perasaan ku pada Riska tapi aku juga
berfikir dengan kata-kata yang aku ungkapkan sendiri kepada Randy kalau
semua itu perlu proses. Tapi ada sebersit aku berfikir apakah aku
pantas untuk Riska ?? Kata-kata itu yang terus membayangi ku hingga aku
sampai di tempat dudukku di kelas. Semua yang aku pikirkan tadi hilang
seketika saat aku mulai konsentrasi ke pelajaran.
Sejak dari awal pelajaran di mulai aku sangat memikirkan apa yang sebenarnya akan di ceritakan oleh Riska pada ku.
“Ris, sebenarnya kamu mau cerita apa sihh ??”
“Entar ajah ceritanya, masih belajar niihh !”
“Hmm, yaudah dehh entar pulang sekolah ikut aku ajh yahh ??”
“Mau ngapain ?”
“Udaaaahh, entar ikut aku ajh sekalian kamu ceritain masalah itu”
“Hmm, oke deeehh”
Tadinya aku mau mengajaknya untuk pergi ke suatu taman yang sangat idah
di dekat komplek, untuk mengungkapkan perasaan ku yang sebenarnya pada
Riska, tetapi aku juga penasaran apa yang akan di ceritakan pada ku.
Pada saat bell tanda pulang berbunyi aku langsung mengajak dan tak
sengaja aku menggandeng tangannya, setelah berapa detik aku batu
menyadarinya. Saat aku melihat ke arah Risaka dia pun terlihat tersenyum
saat aku menggandengnya. Sungguh cantik wajah Risaka saat dia sedang
senyum yang membuat aku semakin yakin aku akan mengatakan isi hati ku
hari itu juga.
Setelah sampai pada tempat tujuan, aku ko jadi gugup padahal sebelumnya
aku udah yakin banget untuk mengatakan ini semua. Seharusnya aku yakin
ajh suasananya pun udah meyakinkan banget. Yaudah deh aku buka
pembicaraan ajah dulu.
“Ris, emm..mmm”
“Kenapa Wan ?? Ko kayanya gugup gtu ?”
“Ehh, ga jadi dehhh”
“Loh ko ga jadi ?”
“Kamu duluan ajah deeh, katanya kamu mau cerita”
“Ayo lah Wan ngomong ajh, aku ga mau cerita kalo kamu blom cerita”
“Mulai dari pertama kali aku bertatap muka sama kamu,
aku ngerasain ada seseuatu yang beda. Setelah kita udah berteman selama
lebih dari satu bulan ini aku merasakan suka sama kamu. Aku ga tau juga
perasaan kamu ke aku sama ato engga, aku ga berharep kamu juga suka
sama aku dan bisa terima aku tapi yang aku pengen kamu tau perasaan aku
yang sebenarnya. Aku sayang Ris.”
“Loh ko jadi aneh yahh ?”
“Aneh knapa Ris ? Aku salah yah suka sama kamu ?”
“Bukan itu Wandy sayang, sebenarnya aku mau cerita kalo
aku juga sayang dan suka sama kamu yang kamu ceritain tadi juga yang mau
aku ceritain ke kamu, sebenarnya aku ga berani ngungkapin duluan
semuanya ke kamu karena aku cwe ga mungkin aku ngungkapin duluan ke
kamu, ini ajh aku di paksa sama Randy untuk mengungkapkan semuanya ke
kamu, tapi kamu udah ngungkapin duluan ke aku barusan. Aku tuh selalu
curhat sama Randy tentang kamu. Tapi kamunya yang ga pernah respon
perasaan aku. Aku juga sayang kamu Wan.”
“Loh jadi selama ini kamu deket sama sahabat aku toohh.
Hmm, yaudah ka kita udah tau perasaan masing-masing, kamu mau ga jadi
pacar aku ??”
“Iya aku mau jadi pacar kamu”
Betapa senangnya peraasan aku saat itu, ternyata selama ini Riska
memiliki perasaan yang sama dengan ku. Semua yang dia rasain juga sama
yang aku rasaain selama ini. Pada akhirnya aku bisa mendapatkan Risaka
untuk jadi pacar ku. Semua ini tak terlepas dari sahabatku Randy yang
bisa meyakinkan aku dan Riska untuk mengungkapkan perasaannya
masing-masing, memang dia sahabat yang baik, sahabat yang bisa mengerti
perasaan sahabatnya sendiri. Keesokan harinya aku berterima kasih kepada
Randy, dia pun merasa senang atas hubungan ku dengan Riska dan dia
mengucapkan selamat pada ku. Semoga hubungan persahabatanku pada Randy
bisa berjalan lama dan baik. Selain itu juga semoga hubungan ku dengan
Riska dapat terjalin dengan baik juga, karena hubungan ku dengan Riska
berawal dari sebuah persahabatan yang tumbuh menjadi cinta.
THE END
Memang hidup itu ga
terlepas dari hubungan persahaban dan masalah percintaan, emng siihh
kadang-kadang di dalam hubungan persahabatan dan percintaan itu pasti
selalu ada masalah atau konflik. Anggep ajah itu semua sesuatu hal yang
dapat memberi pelajaran dalam manjalani sebuah hubungan untuk menjadi
lebih baik lagi. Jaga terus sahabat kita dengan adanya sahabat kita bisa
share semua masalah yang kita alami atau dalam segala hal. Selain itu
tumbuhkan rasa cinta dalam diri kita, karena cinta yang membuat hidup
kita menjadi indah. Cinta bukan hanya kepada seorang kekasih, tetapi
bisa kepada sahabat, keluarga atau siapa pun itu. CHEERS GUYS !!!